Gadget Pemakan Mindset


Mahasiswa di era-modern begitu tergantung pada gadget yang canggih. Sebenarnya gadget sendiri memiliki fungsi untuk memudahkan komunikasi dengan orang lain serta sebagai teknologi untuk mendapatkan informasi. Namun para mahasiswa menggunakan untuk hal-hal yang justru menurunkan perkembangan diri seperti mencari bahan makalah melalui internet tanpa membaca buku serta tanpa mencarinya dari literatur yang akurat. Ketika ujian berlangsung pun sebagian mahasiswa juga menggunakan gadget untuk mencari jawaban makalah.tanpa berusaha belajar dengan keras mereka hanya dengan tekan, geser, ketik pada papan tombol gadget yang langsung memunculkan jawaban dari ujian yang diujikan. Begitu miris melihat fenomena yang ada. Sebagai mahasiswa yang seharusnya menjadi teladan, berintelektual, berkompeten serta sebagai para generasi penerus bangsa yang menjadi kontrol sosial malah termakan oleh kecanggihan teknologi atau pun rekayasa sosial oleh para pencipta teknologi. Kurang peka nya para mahasiswa terhadap dampak dari teknologi yang ada menjadikannya dilahap oleh teknologi tersebut. Tapi ketika mahasiswa mampu untuk menyaring serta menggunakan gadget berupa internet maupun handphone atau pun teknologi lainnya dengan bijaksana maka mereka akan menjadi orang hebat di tengah maraknya teknologi saat ini. Tidak sembarang informasi mereka makan utuh-utuh, namun sebagian saja yang dirasa untuk menunjang keberhasilan serta perkembangan dalam dirinya tersebut. Perlu inovasi serta kreativitas yang tinggi dengan adanya teknologi yang serba canggih saat ini. Ketika para mahasiswa mampu membidik peluang yang ada, disitu keberuntungan akan mendatanginya. Gadget pun sebenarnya juga memiliki fungsi yang beragam. Banyak sekali fungsi gadget yang hanya terfokus untuk kesenangan tiap orang, namun ketika hal itu digunakan secara berlebih tanpa ada batasan yang jelas maka bisa merusak segalanya. “… Janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Q.S. Al-An’am: 141)
Informasi di era-modern sendiri juga sangat cepat masuk dan pergi tak membekas. Masyarakt informasi saat ini dituntut untuk memiliki banyak informasi teraktual dan terpercaya agar bisa terus mengikuti perkembangan jaman sehingga bisa membidik peluang dengan tepat. Bukan justru dibodohi dengan oarng lain maupun informasi yang hanya abal-abal saja, melainkan dengan informasi yang akurat. Ketika informasi masuk pun para mahasiswa juga harus meneliti ulang tingkat kebenarannya, tidak hanya terhenti disitu. Mahasiswa harus aktif di segala bidang serta memiliki integritas yang tinggi. Walaupun informasi itu terlihat menarik namun makna yang tersirat di dalamnya mungkin bisa merupakan suatu propaganda. Oleh karena itu, mahasiswa harus peka terhadap suatu hal yang terkadang dianggap remeh namun memiliki dampak yang begitu besar dibaliknya. Gadget saat ini selain memiliki bentuk dan vitur yang bervariasi menjadikannnya digandrungi para anak muda hingga orang dewasa, mulai dari kalangan bawah, menengah dan ke atas. Walaupun memiliki jenis gadget yang berbeda namun memiliki fungsi yang hampir sama. Gadget sendiri juga memudahkan komunikasi dengan orang berbeda wilayah dan di seluruh pelosok dunia. Informasi yang tersembunyi serta begitu jauh lokasinya pun bisa diakses hanya dengan menggunakan gadget. Mahasiswa pun juga memiliki kewajiban untuk pengontrolan sistem informasi yang masuk, baik dengan metode preventif maupun perbaikan yang sudah ada. Informasi memang sulit untuk dibatasi. Oleh karena itu perlu adanya pengolahan dan penyaringan secara intensif terhadap informasi itu sendiri.
Adanya Undang-Undang No. 14 tahun 2008, tentang Keterbukaan Informasi Publik ini menjadikan kita sebagai mahasiswa harus menjalankan peran sebagai Agent Of Social Control. Dimana mahasiswa harus mampu untuk mengontrol akses informasi informasi public khususnya, agar nantinya mahasiswa tidak tersesat dalam kebimbangan kebenaran suatu informasi.
Gadget pun sebenarnya juga bisa mempererat tali silaturahmi dengan orang lain. Seperti Handphone yang canggih multi vitur memudahkan dalam berkomunikasi satu sama lain, namun terkadang karena asik sendiri dengannya, para mahasiswa khusunya lupa akan tugas-tugas penting lainnya. Mereka kuat tidak beranjak dari posisi awal hanya dengan berkutat pada handphone yang ada di tangannya. Begitu juga dengan hubungan sosialnya pun mengalami penurunan, karena sebagian bersifat apatis terhadap orang yang ada disampingnya dan hanya terfokus pada gadget yang dimilikinya yang sebenarnya komunikasi dengan handphone hanya dunia maya semata. Memang memiliki pengaruh juga, namun kehidupan nyata lah yang memegang pengaruh begitu vital bagi kehidupan ini, terutama hubungan sosialnya. Selain itu karena gadget dianggap telah memudahkan komunikasi, maka para mahasiswa khusunya menggunakannya untuk berkomunikasi dengan orang lain tanpa bertatap muka dengan orangnya. Hal itu menjadikan mahasiswa menjadi kurang peka akan symbol yang dibawa dari orang lain. Feedback nya pun juga tidak tercerna secara keseluruhan. Hubungan sosial yang seperti itu akan menjadikan para mahasiswa khusunya bersifat individualistis. Padahal arti hidup yang sesungguhnya yaitu ketika seorang mahasiswa mau membagi kehidupannya bersama mahasiswa yang lain baik dalam kesedihan maupun kebahagiaan dan bermanfaat bagi orang lain.
Para mahasiswa dituntut untuk memiliki jiwa kebersamaan serta nasionalisme yang tinggi. Ketika para mahasiswa terpisah-pisah tanpa adanya ikatan persaudaraan yang kuat, maka mereka cenderung akan arogan tanpa memikirkan kepentingan orang lain. Ironis sekali dengan kehidupan sosial para mahasiswa yang seakan-akan apatis terhadap masuknya teknologi serta informasi yang tak terbendung lagi tanpa pengolahan serta penyaringan yang tepat. Mahasiswa saat ini seakan-akan terbutakan oleh gadget yang ada.


0 komentar:

Posting Komentar