A. Definisi
Musik
Musik
adalah suara yang
disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan
terutama suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan
bunyi-bunyian.[1]
Walaupun musik adalah sejenis fenomena intuisi, untuk mencipta, memperbaiki dan
mempersembahkannya adalah suatu bentuk seni. Mendengar musik
pula adalah sejenis hiburan. Musik adalah sebuah fenomena yang sangat unik yang
bisa dihasilkan oleh beberapa alat musik.
B. Fungsi
dan Kegunaan Musik
Musik
memiliki fungsi sosial yang secara universal umumnya dapat ditemukan di setiap
kebudayaan suku bangsa manapun di seluruh dunia.
1. Fungsi
Ekspresi Emosional Pada berbagai kebudayaan, musik
memiliki fungsi sebagai kendaraan dalam mengekspresikan ide- ide dan emosi. Di
Barat musik digunakan untuk menstimulasi perilaku sehingga dalam masyarakat
mereka ada lagu-lagu untuk menghadirkan ketenangan. Para pencipta musik dari
waktu ke waktu telah menunjukkan kebebasannya mengungkapkan ekspresi emosinya
yang dikaitkan dengan berbagai objek cerapan seperti alam, cinta, suka-duka, amarah,
pikiran, dan bahkan mereka telah mulai dengan cara-cara mengotak-atik nada-nada
sesuai dengan suasana hatinya.
2. Fungsi
Penikmatan Estetis Pada dasarnya setiap orang telah
dikaruniai oleh Tuhan Allah dengan berbagai kemampuan belajar (ability to learn)
dan bakat (talent) tentang apa saja. Selain bisa belajar dari lingkungan alam
dan sosialnya, orang juga bisa belajar dari pengalamannya sendiri. Setiap orang
memiliki kemampuan dan kecepatan berbeda-beda dalam hal mencerap atau memahami
keindahan tentang apa saja termasuk pula keindahan musik. Untuk menikmati rasa
indah (estetis), maka orang perlu belajar dengan cara membiasakan diri
mendengarkan musik-musik kesukaannya sendiri. Kemudian ia bisa mulai mencoba
mendengarkan musik-musik jenis lain yang baru didengarnya dan kemudian akan
menyukainya. Setiap jenis musik memiliki keunikan melodis, ritmis, dan
harmonis; maupun terkait dengan komposisi dan instrumentasinya.
3. Fungsi
Hiburan Hiburan (entertainment) adalah suatu
kegiatan yang menyenangkan hati bagi seseorang atau publik. Musik sebagai
salahsatu cabang seni juga memiliki fungsi menyenangkan hati, membuat rasa puas
akan irama, bahasa melodi, atau keteraturan dari harmoninya. Seseorang bisa
saja tidak memahami teks musik, tetapi ia cukup terpuaskan atau terhibur
hatinya dengan pola-pola melodi, atau polapola ritme dalam irama musik
tertentu. Jika para penikmat musik klasik sangat senang dengan kompleksitas
bangun musik dan orkestrasinya, maka pencinta musik pop lebih terhibur dengan
teks syair, melodi yang menyentuh kalbu, atraksi panggung, atau bahkan hanya
popularitas penyanyinya saja. Kini musik bahkan ditengarai lebih berfungsi
hiburan karena industri musik berkembang dengan sangat cepat.
4. Fungsi
Komunikasi Musik sudah sejak dahulu digunakan untuk
alat komunikasi baik dalam keadaan damai maupun perang. Komunikasi bunyi yang
menggunakan sangkakala (sejenis trumpet), trumpet kerang juga digunakan dalam
suku-suku bangsa pesisir pantai, kentongan juga digunakan sebagai alat
komunikasi keamanan di Jawa, dan teriakanteriakan pun dikenal dalam suku-suku
asli yang hidup baik di pegunungan maupun di hutan-hutan. Bunyi-bunyi teratur,
berpola-pola ritmik, dan menggunakan aluralur melodi itu menandakan adanya
fungsi komunikasi dalam musik. Komunikasi elektronik yang menggunakan telepon
semakin hari semakin banyak menggunakan bunyi-bunyi musical.
5. Fungsi
Representasi Simbolik Dalam berbagai budaya
bangsa, suku-suku, atau daerah-daerah yang masih mempertahankan tradisi
nenek-moyang mereka; musik digunakan sebagai sarana mewujudkan simbol-simbol
dari nilai-nilai tradisi dan budaya setempat. Kesenangan, kesedihan, kesetiaan,
kepatuhan, penghormatan, rasa bangga, dan rasa memiliki, atau perasaan-perasaan
khas mereka disimbolkan melalui musik baik secara sendiri maupun menjadi bagian
dari tarian, syair-syair, dan upacaraupacara.
6. Fungsi
Respon Sosial Para pencipta lagu nasional
Indonesia sangat peka terhadap adanya kondisi sosial, tingkat kesejahteraan
rakyat, dan kegelisahan masyarakat. Mereka menciptakan lagu-lagu populer yang
menggunakan syair-syair menyentuh perhatian publik seperti yang dilakukan oleh
Bimbo, Ebiet G. Ade, Iwan Fals, Harry Roesli, Gombloh, Ully Sigar Rusady, dan
masih banyak lagi. Pada umumnya para pencipta lagu itu melakukan kritik sosial
dan bahkan protes keras terutama ditujukan kepada pemerintah. Para pengamen
jalanan juga tak kalah seru mengumandangkan lagu-lagu protes sosialnya,
misalnya lagu yang bertema PNS, penderitaan anak jalanan, generasi muda yang
tanpa arah, dan lain sebagainya.
7. Fungsi
Pendidikan Norma Sosial Musik banyak pula
digunakan sebagai media untuk mengajarkan norma-norma, aturan-aturan yang
sekalipun tidak tertulis namun berlaku di tengah masyarakat. Para pencipta lagu
anak seperti Bu Kasur, Pak Kasur, Pak Daljono, AT Mahmud, Ibu Sud—semua
berupaya mengajarkan anak-anak berperilaku sopan, halus, hormat kepada
orangtua, cinta keindahan, sayangi tanaman dan binatang, patuh pada guru, dan
lain sebagainya. Keindahan alam, kesejahteraan sosial, kenyamanan hidup, dan
semua norma-norma kehidupan bermasyarakat telah mendapatkan perhatian yang
sangat penting dari para pencipta lagu tersebut.
8. Fungsi
Pelestari Kebudayaan Lagu-lagu daerah banyak
sekali berfungsi sebagai pelestari budayanya, karena tema-tema dan cerita di
dalam syair menggambarkan budaya secara jelas. Syair-syair lagu sering juga
berasal dari pantunpantun yang biasa dilantunkan oleh masyarakat adat dan
daerah-daerah di Indonesia. Budaya Minangkabau dapat dipertahankan
keberadaannya dengan berbagai cara, tetapi musik Minang sangat jelas karakteristiknya
yang mudah mewakili daya tarik terhadap tempat berkembangnya budaya itu ialah
Propinsi Sumatera Barat dan sekitarnya. Lagu-lagu Jawa, mulai dari yang klasik
hingga kini yang berwarna populer seperti musik campursari, digemari masyarakat
Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta untuk melengkapi musik kroncong yang
lebih dahulu berkembang. Ada budaya Jawa yang dilestarikan melalui syairsyair
berbasa Jawa, melodi-melodi yang bernuansa Jawa dari karawitan. Musik Sunda dan
sekitarnya di Propinsi Jawa Barat memiliki rasa yang sangat khas adalah bagian
dari upacara-upacara sosial dan keagamaan masyarakatnya. Indonesia memiliki
kekayaan budaya dan terutama musiknya seperti termasuk yang paling dikenal
dunia seperti Jawa Timur, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan bahkan Papua.
9. Fungsi
Pemersatu Bangsa Setiap bangsa memiliki lagu
kebangsaan (national anthem) yang mewakili citarasa estetik, semangat
kebangsaan, dan watak dari budaya masing-masing. Lagu kebangsaan Indonesia Raya
ciptaan Wage Rudolf Soepratman adalah lagu atau musik yang diciptakan untuk
mempersatukan bangsa Indonesia yang mendiami daerah-daerah di wilayah Nusantara
yang terdiri dari ribuan pulau besar dan kecill. Keaneka-ragaman budaya yang
sangat banyak jumlahnya harus dirangkum dalam satu kesatuan budaya nasional
tanpa meninggalkan budaya-budaya lokal. Dalam kesatuan tanah-air, bangsa, dan
bahasa; Indonesia diperkenalkan kepada dunia melalui Indonesia Raya. Tetapi,
lagu-lagu nasional Indonesia juga tidak sedikit yang bisa berfungsi sebagai pemersatu
bangsa sekalipun bukan sebagai lagu kebangsaan, contohnya antara lain
Berkibarlah Benderaku, Bangun Pemudi-Pemuda, Bagimu Negeri, Satu Nusa Satu
Bangsa, Indonesia Pusaka, Hari Merdeka, Rayuan Pulau Kelapa, Mars Pancasila,
Halo-Halo Bandung, dan Syukur.
10. Fungsi
Promosi Dagang Musik yang dikreasi untuk
kepentingan promosi dagang kini banyak berkembang seiring dengan laju
pertumbuhan iklan yang disiarkan melalui radio-radio siaran dan
televisi-televisi swasta terutama di Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia.
Musik-musik iklan bisa saja dirancang oleh penciptanya secara baru, tetapi juga
ada yang berbentuk penggalan lagu yang sudah ada, sudah populer, dan digemari
segmen pasar yang dituju.
C. Sejarah
Perkembangan dan Tokoh Musik
Musik
dikenal sejak kehadiran manusia
modern Homo
sapien yakni sekitar 180.000 hingga 100.000 tahun yang lalu. Tiada
siapa tahu bila manusia mula mengenal seni dan musik. Dari penemuan arkeologi pada
lokasi-lokasi seperti pada benua Afrika
sekitar 180.000 tahun hingga 100.000 tahun dahulu telah menunjukkan perubahan evolusi dari
pemikiran otak manusia.
Dengan otak manusia yang lebih pintar dari hewan, mereka membuat pemburuan yang
lebih terancang sehingga bisa memburu hewan yang besar. Dengan kemampuan otak
ini, mereka bisa berpikir lebih jauh hingga di luar nalar dan mencapai imajinasi dan
spiritual. Bahasa untuk
berkomunikasi telah terbentuk di antara mereka. Dari bahasa dan ucapan
sederhana untuk tanda bahaya dan memberikan nama-nama hewan, perlahan-lahan
beberapa kosa kata muncul untuk menamakan benda dan nama panggilan untuk
sesorang.
Dalam
kehidupan yang berpindah-pindah, mereka mungkin mendapat inspirasi untuk
mengambil tulang
kaki kering hewan buruan yang menjadi makanan mereka kemudian meniupnya dan
mengeluarkan bunyi.
Ada juga yang mendapat inspirasi ketika memperhatikan alam dengan meniup rongga
kayu atau bambu
yang mengeluarkan bunyi. Kayu dibentuk lubang tiup dan menjadi suling purba.
Manusia
menyatakan perasaan takut mereka dan gembira menggunakan suara-suara.
Bermain-main dengan suara mereka menjadi lagu, hymne atau syair nyanyian kecil
yang diinspirasikan oleh kicauan burung. Kayu-kayu dan batuan keras dipukul
untuk mengeluarkan bunyi dan irama yang mengasyikkan. Mungkin secara tidak
sengaja mereka telah mengetuk batang pohon yang berongga di dalamnya dengan
batang kayu yang mengeluarkan bunyi kuat. Kulit binatang yang mereka gunakan
sebagai pakaian diletakkan pula untuk menutup rongga kayu tersebut besar
menjadi gendang.
Prasejarah
Prasejarah
musik hanya dapat berteori berdasarkan temuan dari situs arkeologi paleolitik.
Seruling Merupakan alatmusik yang sering ditumakan pada jaman pra sejarah dan
bentuknya seperti shakuhachi yang berasal dari
Jepang. Seruling Divje Babe yang terbuat dari
tulang paha berunag gua, yang diperkirakan sudah dipakai sekitar 40.000 tahun
yang lalu. Berbagai jenis seruling dan alat musik yang terbuat dawai atau senar
telah ada sejak jaman Peradaban Lembah Sungai Indus , India
memiliki salah satu tradisi musik tertua di dunia yang berasal dari kitab Weda . Pengumpulan
paling awal dan terbesar alat musik prasejarah ditemukan di Cina dan tanggal
kembali ke antara 7000 dan 6600 SM. Lagu-lagu Hurrian / Hurrian songs adalah
kumpulan musik tertulis dalam tulisan kuno yang digali dari Hurrian di kota
Ugarit yang diperkiarakan telah ada sekitar 1400 SM
Terapi musik adalah proses
interpersonal yang menggunakan musik untuk terapi aspek-fisik, emosional, mental, sosial, estetika, dan spiritual untuk membantu pasien
dalam meningkatkan atau mempertahankan kesehatan mereka. Dalam beberapa kasus,
kebutuhan pasien ditangani langsung melalui musik; di kesempatan lain mereka
ditangani melalui hubungan yang berkembang antara pasien dan terapis. Terapi
musik digunakan oleh individu dari segala usia dan dengan berbagai kondisi,
termasuk untuk gangguan kejiwaan, masalah medis, cacat fisik,
gangguan sensorik, cacat perkembangan, penyalahgunaan zat, gangguan komunikasi,
masalah interpersonal, dan penuaan. Hal ini juga digunakan untuk meningkatkan
konsentrasi belajar, meningkatkan harga diri, mengurangi stres, mendukung
latihan fisik , dan memfasilitasi sejumlah aktivitas lainnya yang berhubungan
dengan kegiatan kesehatan.
Salah
satu yang paling awal menyebutkan terapi musik adalah di (c. 872-950)
Al-Farabi. Makna risalah dari Akal, yang menggambarkan efek terapi musik di
jiwa.[2]
Musik telah lama digunakan untuk membantu orang dalam mengatasi emosi mereka.
Pada abad ke-17, sarjana Robert Burton dalam The
Anatomy of Melancholy berpendapat bahwa musik dan tari sangat penting
dalam mengobati penyakit mental, terutama melankoli.[3] Dalam
catatannya musik yang memiliki "kekuatan yang sangat baik ... untuk
mengusir penyakit" dan menyebutnya bahwa "obat sangat ampuh dalam
melawan keputusasaan dan melankolis." Dia menunjukkan bahwa pada zaman purbakala, Canus, pemain biola Rhodian,
menggunakan musik untuk "membuat seorang pria melankolis bergembira, ...
kekasih lebih terpikat, seorang yang religius lebih saleh."[4] [5] [6] Pada
bulan November 2006, Dr Michael J. Crawford[7] dan
koleganya juga menemukan bahwa terapi musik membantu pasien skizofrenia.[8] Dalam
Kekaisaran Utsmaniyah,
penyakit mental diobati dengan musik.[9]
D. Cara
Kerja dan Komponennya
1. Irama
Irama adalah urutan rangkain gerak
yang menjadi unsur dalam sebuah musik (Jamalus, 1988 : 7). Irama dalam musik
terbentuk oleh bunyi dan diam, dengan bermacam-macam lama waktu atau panjang
pendeknya, membentuk pola irama, bergerak menurut pulsa dalam ayunan irama.
Irama dapat dirasakan dan didengar (Soeharto, 1975 : 51).
Irama berhubungan dengan panjang
pendeknya not dan berat ringannya tekanan atau aksen pada not. Namun demikian,
oleh teraturnya gerak maka irama tetap dapat dirasakan meskipun melodi diam.
Dan keteraturan gerak ini menyebabkan lagu lebih indah didengar dan dirasakan
(Jamalus, 1988 : 56)
Dari pendapat tersebut, dapat
dikatakan bahwa irama adalah urutan rangkaian gerak dalam sebuah musik yang
membentuk pola irama dan bergerak teratur sehingga menyebabkan lagu enak
didengar dan dirasakan.
2. Melodi
Melodi adalah rangkaian dari
beberapa nada atau sejumlah nada yang berbunyi atau dibunyikan secara berurutan
(Soeharto, 1992 : 1), lebih lanjut Miller (penerjemah Bramantya, tanpa tahun :
37) mengatakan bahwa melodi adalah suatu rangkaian nada-nada, serta nada-nada dari
melodi membentuk suatu ide musikal yang komplit. Melodi adalah susunan
rangkaian nada (bunyi dengan getaran teratur) yang terdengar berurutan serta
berirama dan mengungkapkan suatu pikiran dan perasaan (Jamalus, 1988 : 16)
Dari pengertian-pengertian tersebut,
dapat dikatakan bahwa melodi merupakan rangkain nada-nada yang teratur, yang
disusun secara ritmis yang mengungkapkan suatu pikiran dan perasaan. Dalam
pengertian yang singkat, Ratner (1977 : 29) mengatakan bahwa melodi adalah
garis dari nada-nada. Melodi dapat naik dan turun, serta melodi juga dapat
tetap di tempatnya untuk waktu singkat dan lama dalam satu nada, serta melodi
juga mempunyai wilayah nada yang luas dan sempit.
3. Harmoni
Harmoni atau paduan nada ialah
bunyi gabungan dua nada atau lebih, yang berbeda tinggi rendahnya dan
dibunyikan secara serentak. Dasar dari paduan nada tersebut ialah trinada
(Jamalus, 1988 : 30). Paduan nada tersebut merupakan gabungan tiga nada yang
terdiri atas satuan nada dasar akor, nada terts dan nada kwintnya. Lebih lanjut
Kodijat (1986 : 32) mengatakan harmoni adalah selaras, sepadan, bunyi serentak
menurut harmoni, yaitu pengetahuan tentang hubungan nada-nada dalam akord,
serta hubungan antara masing-masing akord.
Dari pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa harmoni adalah paduan nada-nada yang apabila dibunyikan
secara bersama-sama akan menghasilkan keselarasan bunyi. Miller (penerjemah
Bramantyo, tanpa tahun : 48) mengatakan, bahwa harmoni adalah elemen musikal
yang di dasarkan atas penggabungan secara simultan dari nada-nada, sebagaimana
dibedakan oleh rangkaian nada-nada dari melodi. Melodi merupakan sebuah
konsep horizontal, sedangkan harmoni adalah konsep vertikal.
Label:
Ilmu Komunikasi
nice post, mampir diwarung kita juga ya jasa sablon gelas plastik bandung