Jurnalistik

1.      a. Beri komentar tentang bahasa jurnalistik media yang anda ketahui saat ini
       Kesalahan ejaan pada jurnalistik pada saat ini sedikit sekali karena banyak editor yang sudah mahir dan terlatih dibidangnya yang berdasar pada Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan di dorong dengan adanya teknologi dan alat komunikasi yang sudah semakin berkembang maka lebih memudahkan pada pengkoreksian pekerjaan tapi tidak bisa dipungkiri bahwasanya editor sendiri terkadang juga bisa lupa. Pemakaian akronim oleh para jurnalis terkadang sulit dimengerti oleh masyarakat awam dank arena kata yang menjelaskan dari kepanjangan akronim tersebut hanya ditulis diawal maka terjadi miss communication pada maksud arti yang pertama tadi. Bahasa yang digunakan disaat ini pun kurang efisien karena terlalu banyak anak kalimat yang begitu panjang disertai dengan kata sambung yang terkadang tidak tepat sasaran dan bertujuan hanya untuk mengisi tulisan-tulisan atau menyesuaikan pemenuhan karakter yang harus ditulis.
       Bahasa jurnalistik ialah bahasa yang komunikatif dan spesifik sifatnya, dan karangan yang baik dinilai dari tiga aspek yaitu: isi, bahasa dan tekhnik persembahan.[1]

b.   Jelaskan mengapa dan apa urgensi-nya jurnalistik dipelajari di Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya ini.
            Ilmu komunikasi yaitu suatu ilmu yang mempelajari bagaimana seorang komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan baik melalui media verbal dan non-verbal untuk mendapatkan feedback. Sedangkan jurnalistik yaitu hal yang berhubungan dengan persurat kabaran: ilmu kewartawanan; ilmu komunikasi massa.[2] Jadi sangat urgen jurnalistik yang menjadi fondasi di dalam Ilmu Komunikasi. Jurnalistik juga merupakan suatu keterampilan mengelola bahan berita mulai dari mendapatkan bahan sampai kepada penyebarluasannya kepada khalayak. Oleh karena itu di prodi ilmu komunikasi ini mampu memberikan solusi kesenjangan antara cita-cita mewujudkan “masyarakat belajar” (learning society) dengan kenyataan dapat dijembatani dengan mendayagunakan media massa elektronik (elektro ic mass media) yang merupakan sarana ampuh dengan fungsinya mass education.
            Jurnalistik sendiri juga berhubungan dengan media baik cetak maupun elektronik. Peranan jurnalistik di Prodi Ilmu Komunikasi bagaikan dua mata koin yang tak terpisahkan. Dimana seorang sarjana Ilmu Komunikasi kedepannya harus mampu untuk melakukan kegiatan jurnalistik.

2.      Jelaskan apa yang dimaksud dengan perspektif ganda pada media dibawah ini:
a.       Media sebagai cermin diri masyarakat atau potret keinginan “penguasa”?
            Media yaitu alat; alat (sarana) komunikasi seperti Koran, majalah, radio, televisi dan sebagainya.[3] Penguasa menggunakan media sebagai pencitraan dalam melancarkan aksi politiknya maupun untuk tujuan tertentu. Suatu keinginan pada diri penguasa maupun seluruh manusia pada umumnya pasti ada hasrat yang muncul ketika suatu orang ingin dikenal dan mengenal lebih dekat terhadap orang lain yaitu melalui komunikasi yang terarah.
            Adanya media juga sebagai wadah respon dari masyarakat menanggapi fenomena sosial yang terjadi. Karena sifat media yang objektif, maka juga bisa dijadikan cermin dari pola interkasi diri masyarakat yang tanggap pada problem sosial dalam mengontrol kebijakan suatu penguasa.  
b.      Media berperan sebagai suara hati masyarakat atau “penguasa”?
            Media yaitu perantara (informasi); penengah; wahana; wadah.[4] Aspirasi masyarakat yang ditujukan pada penguasa kerapkali dituangkan dalam bentuk-bentuk tulisan di media massa baik cetak maupun elektronik serta mengkritik secara tajam terhadap penyimpangan yang dilakukan oleh penguasa agar sistem yang buruk pun bisa berubah ke arah yang lebih baik. Terkadang penguasa buta akan tujuan awalnya, “kalau jadi, lupalah dia.” Suara masyarakat yang telah membebankan amanat pada diri penguasa menuntut akan adanya pemenuhan janji yang telah disepakati bersama.
            Oleh karena itu, media juga sebagai wadah dalam keaktivan di dunia politik. Penguasa pun juga memanfaatkan media untuk melancarkan aksinya sebagai tanggung jawab dari amanah yang diberikan padanya. 









[1] Agoes Moh. Moefad, Dasar-Dasar Jurnalistik (Surabaya: Revka Petra Media, 2011), hal.88.

[2] Pius A Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola, 2001), hal. 296.
[3] Daryanto, S.S., Kamus Bahasa Indonesia (Surabaya: Apollo, 1997), hal.431.
[4] Pius A Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola, 2001), hal. 454.

0 komentar:

Posting Komentar