NUZUL AL-QUR’AN



Al-Qur’an diturunkan secara bertahap selama 22 tahun 2 bulan lebih 22 hari, untuk memberikan penerangan pada masa jahiliyah dan sebagai pedoman hidup untuk semua insan.

Nuzul Al-Qur’an dapat dikatakan sebagai al-Nuzul atau dalam bahasa hadis dikenal dengan sebutan al-wurud, dalam konteks dakwah maupun pendidikan dapat disebut sebagai proses. Dan dari aspek Nash atau pesan yang diturunkan, yang selanjutnya disebut dengan Al-Qur’an, dalam bahasa hadis dikenal dengan matan hadis, dan dalam kontek dakwah maupun pendidikan dapat disebut sebagai ruang lingkup maupun materi atau pesan. Terdapat keterkaitan antara keduanya yang saling melengkapi.

            Nuzul Al-Qur’an antara lain dapat dipahami sebagai turunnya Al-Qur’an sebagaimana firman Allah dalam QS Asy-Syu`ara’: 193.
نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ(193)  عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنْذِرِينَ(194)
Ia (Al-Qur’an) itu dibawa turun oleh Ar-Ruh al-Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan.

            Al-Qur’an diturunkan atau ditempatkan di Lauh Mahfudh, yakni suatu tempat di mana manusia tidak bisa mengetahuinya secara pasti. Hal ini sebagaimana diisyaratkan dalam QS Al-Buruj: 21-22.
بَلْ هُوَ قُرْءَانٌ مَجِيدٌ(21) فِي لَوْحٍ مَحْفُوظٍ(22)
Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al-Qur'an yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh.
            Maka sesungguhnya kemurnian Al-Qur’an itu sangat terjaga dan patutlah mengimaninya. Sebagaimana dalam firman-Nya :

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ(1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ(2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ(3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ(4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ(5) القدر
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar (Al-Qadar: 1-5)

            Allah selalu memberikan yang terbaik dan kemudahan bagi hamba-Nya yang bertaqwa. Dan Dia tidak memberi kesulitan kepada hamba-Nya sebagaimana firman-Nya :

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ ( البقرة : 185)

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). QS. Al-Baqarah: 185.
            Al-Qur’an sebagai tuntunan untuk keselamatan dunia dan akhirat, maka pengamalannya pun sangat penting bagi semua insan umat muslim dan melalui suatu proses. Sebagaimana kalam Allah :

وَقُرْءَانًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيلًا (106)

Dan Al-Qur’an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur, agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian (Al-Isra’: 106)

            Permulaan Nuzul Al-Qur’an adalah pada malam Qadar, tanggal 17 Ramadlan tahun ke empat puluh dari kelahiran Nabi Muhammad saw, bertepatan tanggal 6 Agustus 610 M sewaktu beliau sedang berkholwat (meditasi) di dalam Gua Khira’ di atas Jabal Nur, sebelah utara kota Makkah. Ayat yang kali pertama turun adalah ayat 1-5 surah al-`Alaq:
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ(1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ(2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ(3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ(4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ(5)
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Al-Alaq: 1-5)

Menurut Jumhur Ulama dan merupakan pendapat yang masyhur di kalangan masyarakat Islam ialah bahwa hari terakhir turunnya Al-Qur’an adalah hari Jum`at, tanggal 9 Dzulhijjah tahun 63 dari kelahiran Nabi Muhammad saw atau tahun 10 H yang bertepatan dengan tahun 632 M, pada saat Nabi sedang wuquf di Arafah dalam melaksanakan Hajjatul  Wada`.
            Dengan turunnya ayat terakhir dari aspek hukum, yaitu ayat 3 surah al-Maidah:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا (المائدة: 3)

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.

Para ulama’ Ulum Al-Qur’an membagi sejarah turunnya Al-Qur’an dalam dua periode: Pertama, periode sebelum hijrah, yang disebut sebagai ayat-ayat Makiah, dan Kedua, periode sesudah Hijrah, disebut sebagai ayat-ayat Madaniah.

Muhammad Izzah Darwazah mengkelompokkan surah Makiyah sebanyak 86 surah yang diawali dengan surah Al-Alaq dan diakhiri dengan surah al-Muthaffifin. Sedang surah Madaniah  sebanyak  28 surah yang di awali dengan surah Al-Baqarah dan diakhiri dengan surah An-Nashr.

Allah swt berfirman dengan banyak ayat dalam Al-Qur’an di antaranya sebagai berikut:
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ(89)
Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (An-Nahl: 89)

Tujuan utama diturunkannya Al-Qur’an adalah untuk kepentingan dan mengatur manusia demi terciptanya kemsalahatan yang lebih baik.

            Dan oleh karena itu, agar terciptanya hukum-hukum itu dipatuhi oleh manusia, maka Allah dalam mentasyrikkannya menggunakan beberapa azaz sebagai berikut:
·         Hukum itu mudah, tidak mempersulit bagi para pelakunya. Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah: 286
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ( البقرة : 286)
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.

                           Iman dan ilmu pengetahuan sebagai mitra pemahaman qalbiyah dan akliyah sejak dalam kehidupan sekarang hingga hari kebangkitan.


0 komentar:

Posting Komentar