KALAMULLAH DAN PEMBAGIANNYA


Sebab turunnya kalamullah karena sehubungan dengan permintaan orang-orang Yahudi kepada Nabi Muhammad saw untuk berbicara  kepada Allah swt dan melihat-Nya sebagai bukti dari kenabiannya sebagaimana yang diperbuat oleh Nabi Musa as.
 Kalamullah yang secara langsung  disampaikan oleh Allah swt kepada Nabi Musa as dalam bentuk Kitab Taurat juga ditegaskan dalam QS an-Nisa’[4/92]: 164 وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَى تَكْلِيمًا (Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung).

Kalimat يُكَلِّمَهُ اللَّهُ    yukallimahullah / diajak berbicara oleh Allah tentu saja tidak boleh dipahami dalam arti percakapan seperti halnya amkhluk.
Mengenai kalamullah yang disampaikan kepada manusia (basyar) sebagaimana tersebut pada surah al-Syura ayat 51 di atas adalah melalui tiga cara: Pertama, secara langsung tanpa menyebut satu kondisi atau syarat. Menerima informasi melalui mimpi sering dikenal dengan cara ra’yu al-shalihah atau impian nyata yang diperoleh dengan jalan mimpi dalam tidur, tetapi kemudian menjadi kenyataan sebagaimana impian Nabi Ibrahim a.s ketika menerima informasi yang memerintahkan supaya menyembelih putranya Ismail.
Kedua, berlangsung dengan disertai kondisi atau syarat, yaitu di belakang hijab. Ketiga, berlangsung melalui kehadiran utusan untuk menyampaikan wahyu itu. Nabi Muhammad saw menggambarkan pengalaman beliau bahwa wahyu yang disampaikan malaikat itu terkadang datang disertai dengan suara bagaikan suara lonceng, dan ini adalah yang terberat.


0 komentar:

Posting Komentar