BAB
I
PENDAHULUAN
Manusia
tidak akan pernah lepas dari media massa seperti koran, televisi, radio dan
media massa yang lainnya, untuk mengetahui kehidupan tentang suatu masyarakat.
Interkasi pada manusia itu sendiri mendorong semakin cepatnya perkembangan ilmu
tentang komunikasi massa tersebut.
Komunikasi
memiliki enam unsur yang harus dipenuhi, yaitu adanya komunikator (penyampai
pesan), pesan, media, komunikan (penerima pesan), efek, dan umpan balik (feedback).
Proses
komunikasi pada awalnya dibagi menjadi dua kategori, yakni komunikasi
antarpersona dan komunikasi massa (Blake & Haroldsen, 1979:32).
Karakteristik komunikasi antarpersona sebagai suatu proses adalah komunikator
dan komunikan saling berhadapan (face to face communication) dan
diantara mereka saling berbagi ide, informasi, dan berbagi sikap. Dalam
berbagai kegiatan manusia sebagai makhluk sosial, komunikasi tatap muka
mengalami perkembangan pada saat seorang komunikator harus menyampaikan pesan
pada sekelompok orang yang terdiri dari lima sampai 50 orang, bahkan lebih dari
lima puluh orang. Dalam kondisi demikian, meskipun komunikasinya berlangsung
secara tatap muka, karakteristik komunikasi antarpersona tidak berlaku pada
komunikasi bentuk itu. Dari sini kemudian dikenal istilah komunikasi kelompok
kecil (small audience atau small group communication) dan
komunikasi kelompok besar (large audience atau large group
communication).
Sejalan
dengan perkembangan teknologi komunikasi, media komunikasi massa pun semakin
canggih dan kompleks, serta memiliki kekuatan yang lebih dari massa-massa
sebelumnya, terutama dalam hal menjangkau komunikan. Sebagaimana dikemukakan
Marshall McLuhan, kita sekarang hidup dalam desa dunia (global village),
karena media massa modern memungkinkan berjuta-juta orang di seluruh dunia
untuk berkomunikasi ke hampir setiap pelosok dunia.
BAB II
- PENGERTIAN
KOMUNIKASI MASSA
Defini
komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Rakhmat,
2003:188), yakni: “Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui
media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages
communicated through a mass medium to a large number of people)”.
Adapun
Joseph A. Devito juga mendefinisikan komunikasi massa adalah komunikasi yang
disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan visual. Komunikasi massa
barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut
bentuknya: televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita.1
Dari
definisi tersebut, komunikasi massa harus menggunakan media massa dalam
penyampaian pesannya terhadap komunikan. Jadi, sekalipun pesan itu disampaikan
kepada khalayak di tengah lapangan atau pun di depan umum, bahkan dilihat oleh
jutaan orang, jika tidak menggunakan media massa , maka itu bukan termasuk ke
dalam komunikasi massa.
Selanjutnya
menurut Astrid S. Susanto, komunikasi massa merupakan komunikasi dengan orang
banyak yang heterogen dalam latar belakang sosial, budaya, pendidikan, dan
keadaan ekonominya.2
Dari
definisi Astrid tergambar bahwa setiap komunikan harus bersifat selektif dalam
memilih suatu hal yang memenuhi harapan, perhatian, dan kepentingan
masing-masing.
Menyimak
dari berbagai definisi komunikasi massa, ternyata meiliki prinsip yang sama dan
keseluruhannya saling melengkapi.
Rakhmat
merangkum definisi-definisi komunikasi massa tersebut menjadi: “komunikasi
massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah
khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau
elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat”
(Rakhmat, 2003:189).
- KARAKTERISTIK
KOMUNIKASI MASSA
Setelah
memahami definisi dari komunikasi massa di atas oleh para ahli ilmu komunikasi,
maka kita dapat mengetahui karakteristik komunikais massa. Komunikasi massa
berbeda dengan komunikasi kelompok dan komunikasi antarpersona, ditinjau dari
komponen-komponen penyusun dan proses berlangsungnya komunikasi tersebut. Namun
agar karakteristik komunikasi massa itu tampak lebih jelas, maka harus dibandingkan
dengan komunikasi antarpersona secara menyeluruh. Karakteristik komunikasi
massa adalah sebagai berikut:
- Komunikator
Terlembagakan
Dalam
setiap komunikasi selalu dibutuhkan komunikator. Mengingat kembali pendapat
Wright, bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan komunikatornya
bergerak dalam organisasi yang kompleks. Komunikasi massa komunikatornya
melembaga, artinya bahwa siapapun yang menjadi komunikator tidak mempunyai
kebebasan karena pesan-pesan yang disebarluaskan oleh media massa menyangkut
nama baik, bahkan kelangsungan hidup media yang bersangkutan.3
Wartawan,
reporter, dan penyiar adalah komunikator yang dilembagakan. Mereka memiliki dan
menjunjung tinggi kode etik keprofesiannya. Mereka bekerja harus mematuhi
aturan dari media massa yang diwakilinya dan terikat oleh kelembagaannya.
Mereka tidak dapat menulis dan berkata sesuka hatinya sendiri.
- Pesan
Bersifat Umum
Komunikasi massa itu berifat terbuka, artinya
komunikasi massa
itu
ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang
tertentu.4
Pesan
dari komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta,
peristiwa, atau opini. Namun tidak semua fakta dan peristiwa di sekeliling
dapat dimuat di dalam media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam
bentuk apa pun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting
sekaligus menarik, bagi sebagian besar komunikan.5
Dengan
demikian kriteria pesan itu sendiri memiliki ukuran bagi sebagian besar
komunikan.
- Komunikannya
Anonim dan Heterogen
Komunikan
pada komunikasi massa bersifat anonim (tidak
mengenal
komunikan), karena komunikasinya tidak bertatap muka, serta menggunakan media
dan heterogen, yakni terdiri dari berbagai macam lapisan masyarakat yang
berbeda.
Para komunikator media massa
biasanya membagi khalayak yang hitrogen itu menjadi dua kategori, yakni
yang dinamakan target audience atau khalayak sasaran ialah semua
khalayak, yang kedua adalah hanya sekelompok tertentu saja, seperti usia
anak-anak, remaja atau orang tua.6
- Media
Massa menimbulkan Keserempakan
Ciri
media yaitu adanya keserempakan dalam media massa
terhadap
yang ia bawa dalam diri komunikan. Disamping mengandung keserempakan (simultanity),
juga mengandung keserentakan (instantineousness).7
Kelebihan
komunikasi massa dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau
komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari
itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak dan pada waktu yang
bersamaan memperoleh pesan yang sama.
Effendy (1981) mengartikan
keserempakan media massa itu sebagai keserempakan kontak dengan sejumlah besar
penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu
sama lainnya berada dalam keadaan terpisah.
- Komunikasi
Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan
Salah
satu prinsip komunikasi adalah bahwa komunikasi
mempunyai
dimensi isi dan dimensi hubungan (Mulyana, 2000:99). Dimensi isi menunjukkan isi komunikasi, yaitu
apa yang dikatakan, sedangkan dimensi hubungan ini menunjukkan bagaimana cara
mengatakannya, yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta
komunikasi itu.
Dalam konteks komunikasi massa,
komunikator tidak harus mengenal komunikaannya, melainkan harus menyusun pesan
secara sistematis, baik, sesuai dengan jenis medianya, agar komunikannya bisa
memahami isi pesan tersebut. Itulah sebabnya mengapa ada penulisan lead untuk
media cetak, lead untuk media elektronik (radio maupun televisi), dan
seterusnya. Semua itu menunjukkan pentingnya unsur isi dalam komunikasi massa.8
- Komunikasi
Massa Bersifat Satu Arah
Komunikan
dan komunikator tidak dapat melakukan hubungan
tatap
muka langsung dari komunikasi massa ini. Komunikator aktif dalam menyampaikan
pesannya melalui media, sedangkan komunikan aktif dalam menerima pesan yang
disampaikan oleh komunikator, tanpa adanya hubungan timbal balik, maka
komunikasi jenis ini dinamakan komuniakasi yang bersifat searah.
Rakhmat (1996) dalam buku Psikologi
Komunikasi yang membandingkan sistem komunikasi massa dengan komunikasi
antarpersona dalam hal pengendalian arus informasi. Mengendalikan arus
informasi berarti mengatur jalannya pembicaraan yang disampaikan dan yang
diterima (Rakhmat, 2003:190).
Kesimpulannya,ciri proses yang
pertama menunjukkan bahwa komunikasi yang berlangsung satu arah, menimbulkan
konsekwensi bahwa komunikator menggunakan media massa tidak akan mengetahui
tanggapan publik terhadap suatu pesan yang disampaikan.9
- Stimulasi
Alat Indra Terbatas
Dalam
komunikasi massa , stimulasi alat indra bergantung pada
jenis
media massa.10
Pada surat kabar, majalah, pembaca hanya
melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar,
sedangkan pada media televisi dan film, khalayak menggunakan indra penglihatan
dan pendengaran.
- Umpan
Balik Tertunda (Delayed) dan Tidak Langsung (Indirect)
Dalam
proses komunikasi massa, umpan balik atau yang sering
disebut
dengan feedback bersifat tidak langsung (indirect) dan tertunda (delayed).11
Artinya, komunikator komunikasi massa tidak dapat dengan segera
mengetahui bagaimana reaksi khalayak terhadap pesan yang disampaikannya.
Tanggapan khalayak bisa diterima lewat telepon, e-mail, atau surat pembaca.
Proses penyampaian feedback yang seperti itu menggambarkan komunikasi
massa itu bersifat indirect. Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk
menggunakan telepon, menulis surat pembaca, mengirim e-mail itu menunjukkan
bahwa feedback komunikasi massa bersifat tertunda (delayed).
.
Label:
Ilmu Komunikasi
0 komentar: