Dalam memahami ilmu
antropologi, kita perlu untuk mengetahui tentang teori asal usul manusia,
manusia purba serta ras suku. Banyak sekali para ahli antropologi yang memiliki
pendapat tentang teori dalam materi ini. Salah satunya pendapat tentang teori
manusia dari evolusi
Charles Darwin dijelaskan bahwa manusia pertama adalah kera, sedangkan dalam
kitab suci umat Islam yaitu Al-Qur'an, dijelaskan bahwa manusia pertama adalah
Nabi adam a.s. Namun, hingga saat ini para ilmuwan masih terus mencari bukti
untuk memastikan asal mula manusia.
Salah satu teori tentang manusia purba yaitu Charles Darwin
mengatakan , bahwa terbentuknya berbagai kelompok organisme
adalah dari perubahan secara terus menerus dari kelompok organisme lain yang
lebih rendah atau sederhana.
Perkembangan
Ras Suku Menurut A.L. Krober, penggolongan ras terpenting di dunia serta
hubungan antara satu dengan yang lain adalah sebagai berikut: Ras utama, Ras
khusus, dan masing masing terdiri dari beberapa ras.
Konsep ras berbeda
dari satu masyarakat ke masyarakat lain, sistem rasial secara sosial dibangun
dari waktu ke waktu dalam konteks sosial dan politik yang spesifik (Smedley
2007).
Ratusan ras yang
berbeda diakui di Brazi didasarkan pada fenotipe atau penampilan, seperti
perubahan penampilan individu demikian juga tugas dari kategori rasialnya
(Haris 11970). Rasisme dan diskriminasi ras diekspresikan pada tingkat individu
maupun institusional. “Biologi molekuler baru dan yang petugas praktik
intervensi bioteknologi yang memberikan perlombaan hidup baru” (Abu El-Haj
2007: 284), merupakan kategori sosial dengan implikasi politik.
A.
Teori
Asal-Usul Manusia
Sebenarnya
terdapat beberapa teori yang membahas tentang asal-usul manusia yang sekarang
menghuni wilayah Nusantara ini. Teori-teori tersebut antara lain sebagai
berikut:
a. Teori Yunan
Teori ini didukung oleh beberapa sarjana seperti R.H Geldern, J.H.C Kern, J.R Foster, J.R Logen, Slametmuljana, dan Asmah Haji Omar. Secara keseluruhan, alasan-alasan yang menyokong teori ini yaitu sebagai berikut:
1) Kapak Tua yang ditemukan di wilayah Nusantara memiliki kemiripan dengan Kapak Tua yang terdapat di Asia Tengah. Hal ini menunjukkan adanya migrasi penduduk dari Asia Tengah ke Kepulauan Nusantara.
2) Bahasa Melayu yang berkembang di Nusantara serumpun dengan bahasa yang ada di Kamboja. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk di Kamboja 214, mungkin berasal dari Dataran Yunan dengan menyusuri Sungai Mekong. Arus perpindahan ini kemudian dilanjutkan ketika sebagian dari mereka melanjutkan perpindahan dan sampai ke wilayah Nusantara. Kemiripan
bahasa Melayu dengan bahasa Kamboja sekaligus menandakan pertaliannya dengan Dataran Yunan.
Teori ini merupakan teori yang paling populer dan diterima oleh banyak kalangan. Berdasarkan teori ini, orang-orang Nusantara datang dan berasal dari Yunan. Kedatangan mereka ke Kepulauan Nusantara ini melalui tiga gelombang utama, yaitu perpindahan orang Negrito, Melayu proto dan juga melayu deutro. [1]
b.Teori Nusantara
a. Teori Yunan
Teori ini didukung oleh beberapa sarjana seperti R.H Geldern, J.H.C Kern, J.R Foster, J.R Logen, Slametmuljana, dan Asmah Haji Omar. Secara keseluruhan, alasan-alasan yang menyokong teori ini yaitu sebagai berikut:
1) Kapak Tua yang ditemukan di wilayah Nusantara memiliki kemiripan dengan Kapak Tua yang terdapat di Asia Tengah. Hal ini menunjukkan adanya migrasi penduduk dari Asia Tengah ke Kepulauan Nusantara.
2) Bahasa Melayu yang berkembang di Nusantara serumpun dengan bahasa yang ada di Kamboja. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk di Kamboja 214, mungkin berasal dari Dataran Yunan dengan menyusuri Sungai Mekong. Arus perpindahan ini kemudian dilanjutkan ketika sebagian dari mereka melanjutkan perpindahan dan sampai ke wilayah Nusantara. Kemiripan
bahasa Melayu dengan bahasa Kamboja sekaligus menandakan pertaliannya dengan Dataran Yunan.
Teori ini merupakan teori yang paling populer dan diterima oleh banyak kalangan. Berdasarkan teori ini, orang-orang Nusantara datang dan berasal dari Yunan. Kedatangan mereka ke Kepulauan Nusantara ini melalui tiga gelombang utama, yaitu perpindahan orang Negrito, Melayu proto dan juga melayu deutro. [1]
b.Teori Nusantara
Teori
ini menyatakan bahwa asal mula manusia yang menghuni wilayah Nusantara ini
tidak berasal dari luar melainkan mereka sudah hidup dan berkembang di wilayah
Nusantara itu sendiri. Teori ini didukung oleh sarjanasarjana seperti J.
Crawford, K. Himly, Sutan Takdir Alisjahbana, dan Gorys Keraf. Akan tetapi, nampaknya
teori ini kurang populer dan kurang banyak diterima oleh masyarakat.[2]
Teori Asal Mula Manusia menurut Charles Darwin
Pernyataan
Darwin mendukung bahwa manusia modern berevolusi dari sejenis makhluk yang
mirip kera. Selama proses yang diduga telah dimulai dari 5 atau 6 juta tahun
yang lalu, dinyatakan bahwa terdapat beberapa bentuk peralihan antara manusia moderen
dan nenek moyangnya, di tetapkanlah
empat kelompok dasar sebagai berikut: Australophithecines, Homo habilis, Homo
erectus, Homo sapiens. Genus yang dianggap sebagai nenek moyang manusia yang
mirip kera tersebut oleh evolusionis digolongkan sebagai Australopithecus, yang
berarti Australophitecus, yang tidak lain adalah jenis kera purba yang
telah punah, ditemukan dalam berbagai bentuk.
Beberapa
dari mereka lebih besar dan kuat dan tegap, sementara yang lain lebih kecil dan
rapuh dan lemah. Dengan menjabarkan hubungan dalam rantai tersebut
sebagai "Australopithecus > Homo Habilis > Homo
erectus > Homo sapiens," evolusionis secara tidak langsung
menyatakan bahwa setiap jenis ini adalah nenek moyang jenis selanjutnya. [3]
B.
Teori
Asal Usul Manusia Purba
Sejak Charles Darwin meluncurkan bukunya The Origin
of Species di tahun 1859, paham tentang evolusi berkembang. Pemikiran
Darwin dianggap sebagai dasar bagi ilmu pengetahuan tentang evolusi, bahwa
terbentuknya berbagai kelompok organisme adalah dari perubahan secara terus
menerus dari kelompok organisme lain yang lebih rendah/ sederhana.[4]
melihat sekilas
beberapa klaim tentang manusia purba adalah:
a.
Piltdown Man
Fosil ini ditemukan di Piltdown tahun 1912 oleh Charles Dawson, Arthur
Smith Woodward dan Fr. Teilhard de Chardin. Dikatakan bahwa pertama kali yang
ditemukan adalah bagian atas tengkorak manusia dan di dekatnya, rahang yang
menyerupai rahang kera, namun gigi gerahamnya hilang. Gigi tersebut konon
ditemukan 8 bulan sesudahnya, dan sesudah itu diperolehlah gambaran tentang Piltdown
man. Seorang anthtropologis terkemuka pada zaman itu, Marcellin Boule,
meragukan penemuan itu. Konon di tahun 1915 ditemukan kembali fosil serupa di
radius 2 mil dari Piltdown, dan Piltdown man dianggap sebagai manusia
Inggris purba, yang hidup sekitar 500,000 tahun yang lalu (prediksi ini
kemudian terus turun sampai hanya 500 tahun yang lalu).
b. Australopithecines
Australopithecines ditemukan di Afrika tahun 1924, oleh Dr.
Raymond Dart, dan dilanjutkan oleh Robert Broom dan J.T. Robinson. Australopithecines
digambarkan sebagai mahluk yang berahang besar, ber-otak kecil, tinggi 4 kaki,
berjalan menyerupai manusia, seolah merupakan mahluk yang kemudian ber- evolusi
menjadi manusia. Namun kenyataannya, bukti fosil species ini sangatlah sedikit.
Tak jarang hasil rekonstruksi tulang ini diperoleh dari “preconceived idea”
dari ilmuwan yang meneliti, agar cocok dengan teori evolusi. Tahun 1954, Solly
Zuckerman (Chief Scientific Advisor pemerintah Inggris), yang mengadakan
penyelidikan semua fosil tulang ini mengumumkan hasil studinya, bahwa fosil
binatang tersebut tidak menunjukkan bukti sebagai sesuatu yang kemudian
ber-evolusi menjadi manusia. Tahun 1975, Dr. Charles Oxnard dari Chicago
University mengumumkan hasil studinya, bahwa Australopithecines
berbeda dari manusia dan dari kera modern, dan lebih menyerupai orangutan.
c.
Homo erectus
Di tahun 1975, Richard Leakey memasukkan fosil yang ditemukannya di Koobi
Fora sebagai Homo erectus (KNM-ER 3733), dengan kapasitas otak 850/900
cc. Demikian juga temuan berikutnya (KNM-ER 3883). Namun Dr. Duane Gish
mengatakan bahwa adalah mungkin, fosil- fosil tersebut yang digolongkan sebagai
Homo erectus, sesungguhnya adalah Neanderthal man. Mereka
digolongkan sebagai Homo erectus karena dianggap terlalu tua bagi Neanderthal
man. (lih. Surat Dr. Gish kepada A.W Mehlert di Brisbane, 24 Maret 1978).
Fakta ini menunjukkan bahwa penentuan klasifikasi ditentukan oleh suatu
kriteria yang telah dibuat terlebih dahulu, sedangkan kriteria yang menjadi
acuannya itu sendiri nampaknya tidak disepakati oleh semua ilmuwan.
C.
Perkembangan
Ras (Suku)
Dalam hal ini konsepsi biologis dari suku
adalah suatu keserbaragaman umat manusia yang permanen yang tersusun dari para
individu yang merasa keturunan dari suatu keluarga tertentu dalam suatu lingkup
masyarakat.[5]
Suatu kesukuan
adalah merupakan bagian dari suatu rumpun yang masih memiliki ciri sehingga
dapat di bedakan tata cara kehidupanya daripada bagian manusia lainya yang juga
memiliki kesukun sendiri. Ras menurut para ahli ilmu social berikut menurut
beberapa para ahli:
1. Paul
b. Horton
Ras adalah suatu
kelompok yang berbedadengan kelompok kelompok
Yang lain dalam segi cirri
cirri fisik bawaan .
2. Bruce
j. cohen
Ras dalah katagori
individu yang secara turun temurun memiliki cirri cirri fisik dan biologis
tertentu yang sama.
3. Alex
thio
Ras adalah sekelompok
orang yang di anggap oleh masyarakat memiliki cirri cri biologis yang berbeda.
4. Stephen
k. sanderson
Ras adalah suatu
kelompok yang di identifikasikan oleh orang lain sebagai perbedaan social yang
di landasi oleh cirri cirri fisik atau biologis.
Dari
pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa ras adalah sekelompok manusia yang
berbeda dengan kelompok lainya dalam cirri fisik bawaan. pErbedaan ras yang
menonjol terletak pada warna kulit, rambut dan mata.
Dalam
klasifikasi ras terdapat penggolongan
ras yang berkembang di kemukakan
oleh para ahli menurut ralp linton manusia di dunia ini di bagi menjadi tiga
kelompok ras besar , yaitu ras mongoloid, ras kaukasoid, ras negroid yang
mempunyai suatu cirri tersendiri.
Menurut
A.L. Krober, penggolongan ras terpenting di dunia serta hubungan antara satu
dengan yang lain adalah sebagai berikut: Ras utama, Ras khusus, dan masing
masing terdiri dari beberapa ras
PENUTUP
Dari uraian di atas maka dapat di simpulkan terdapat
beberapa teori tentang asal usul manusia antara lain: teori yunan dan teori
nusantara dan ada beberapa klaim tentang manusia purba antara lain Piltdown
man, Australopithecines, homo erectus, yang di jelaskan asal mula penemuanya
dan cirri cirri manusia purba tersebut.
Bahwa ras adalah sekelompok manusia
yang berbeda dengan kelompok lainya dalam cirri fisik bawaan. perbedaan ras
yang menonjol terletak pada warna kulit, rambut dan mata. Dengan demikian
penggolongan masyarakat atas dasar ras yang terjadi dengan sendirinya karena
ada sifat pembawaan sejak manusia di lahirkan.
DAFTAR PUSTAKA
Haviland a william. 1985. Antropologi. Surakarta. pt gelora aksara pratama
Tim edukatif hts. 2002. Modul
sosiologi. Jakarta. Gramedia
John Paul, doyle. 1986. Teori
Sosial, Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama
[1]Wiliam
a Haviland, Antropologi, (Surakarta: pt gelora aksara pratama, 1985) hal 69
Doyle Paul
Johnson, Teori Sosial, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1986) hal 127
[2]
Wiliam a Haviland, Antropologi, (Surakarta: pt gelora aksara pratama,1985) hal
60
[3]
ibid hal 66
[5]
Tim edukatif hts, Modul sosiologi,(cv hayati tumbuh subur, )(Jakarta : Gramedia ,2002) hal 86
Label:
Antropologi
Terimakasih informinya... ini sangat membantu saya untuk persiapan UTS :3